China Temukan Virus Corona Baru pada Makanan Laut Beku

Rabu, 12 Agustus 2020 - 09:29 WIB
loading...
China Temukan Virus...
Pihak berwenang di China telah menemukan virus corona baru pada kemasan makanan laut beku impor. / Foto: ilustrasi/CGTN
A A A
YANTAI - Pihak berwenang di China telah menemukan virus corona baru pada kemasan makanan laut beku impor yang tiba dari kota pelabuhan Dalian, yang baru-baru ini memerangi lonjakan kasus. Hal tersebut diungkapkan pemerintah setempat pada Selasa (11/8).

(Baca juga: Dahsyatnya Awards 2020 Bakal Digelar Lebih Fresh )

Seperti dilansir Reuters, Rabu (12/8), virus tersebut ditemukan di kemasan luar makanan laut beku yang dibeli tiga perusahaan di Yantai, kota pelabuhan di provinsi Shandong timur.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Kota Yantai mengatakan bahwa makanan laut itu berasal dari pengiriman impor yang mendarat di Dalian tetapi tidak mengatakan dari mana asalnya.

Pada Juli lalu, petugas bea cukai di Dalian, pelabuhan utama di provinsi timur laut Liaoning, menemukan virus corona baru dalam kemasan udang beku yang diimpor dari Ekuador. Dan kemudian China menangguhkan impor dari tiga produsen udang Ekuador.

Sebagian makanan laut yang dibeli tiga perusahaan Yantai telah diolah untuk ekspor. Sedangkan sisanya disimpan di cold storage dan belum masuk pasar.

Ketika ditanya apakah ada makanan laut olahan yang telah diekspor, seorang anggota staf di unit respons wabah virus corona di Yantai menolak untuk menjelaskan. Saat ini, pihak berwenang telah menutup barang-barang tersebut. Setiap orang yang menangani barang itu berada di bawah karantina dan dinyatakan negatif virus corona .

Wabah terbaru virus corona di Kota Dalian dimulai pada akhir Juli, dengan kasus pertama terjadi di sebuah perusahaan pengolahan makanan laut. Hingga 9 Agustus, Dalian telah melaporkan total 92 kasus.

(Baca juga: Ini Daftar Nominasi Dahsyatnya Awards 2020 dan Cara Voting )

Sementara itu, virus corona baru diyakini telah muncul di pasar yang menjual makanan laut dan satwa liar di Kota Wuhan di China tengah akhir tahun lalu. Sejak itu menyebar ke seluruh dunia, dengan beberapa kasus baru dibawa kembali ke China dari pelancong yang kembali.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1818 seconds (0.1#10.140)